Stadion Si Jalak Harupat | |
---|---|
Si Jalak Harupat | |
Nama lengkap | Stadion Si Jalak Harupat |
Lokasi | Soreang, Bandung, Indonesia |
Koordinat | 6°59′48″S 107°31′47″E |
Dibuat | Januari 2003 |
Dibuka | 26 April 2005 |
Ditutup | Masih dibuka |
Pemilik | Pemerintah Kabupaten Bandung |
Operator | Pemerintah Kabupaten Bandung |
Permukaan | Rumput zoyzia matrella lin mer |
Biaya pembuatan | 67,5 milyar Rupiah |
Kapasitas | 40.000 |
Pemakai | |
Persikab Bandung (2005-kini) Persib Bandung (2008-kini) Pelita Jaya (2008-2009) |
Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan nasional dari Bojongsoang, Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Kini stadion tersebut menjadi milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab Bandung, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya. Begitu pula dengan tim sekota Persikab, Persib yang menjadikan stadion ini sebagaihomebase mereka.
Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional IndonesiaPusat.
Fasilitas
Fasilitas yang tersedia antara lain:
- Lapangan sepak bola sebagai arena utama, dengan rumput jenis zoyzia matrella lin mer yang bisa meminimalkan cedera pemain bola.
- Lampu untuk lapangan berkekuatan 1.000 lux yang memungkinkan dilaksanakannya pertandingan malam.
- Papan skor (scoring board) elektronik.
- Lintasan (track) untuk atletik dengan ukuran standar sebanyak 8 lintasan.
- Tribun penonton yang mampu menampung 27.000 - 40.000 penonton.
- Fasilitas komersial.
- Fasilitas penunjang lainnya seperti toilet, kantin, ruang ganti pemain, ruang wasit, dan lain-lain.
Luas bangunan stadion adalah sebagai berikut:
- Bangunan 28.177 m²
- Lapangan sepak bola 7.500 m²
- Lansekap 13.000 m²
Penilaian Kelayakan
Dalam rangka upayanya menjadi pendamping Stadion Gelora Bung Karno untuk menggelar pertandingan Piala Asia 2007, sekjen PSSI Nugraha Besoes yang melakukan peninjauan ke stadion Si Jalak Harupat, pada hari Minggu, 6 Februari 2005. Namun dinyatakan secara tegas bahwa masih banyak yang perlu dibenahi jika stadion ini ingin menjadi tuan rumah pertandingan internasional. Secara fisik stadion ini memang cukup kokoh dan strukturnya cukup bagus. Hanya saja, Jalak Harupat baru bisa memenuhi kualifikasi lokal dan nasional. Sistem drainase lapangan sudah bagus, demikian juga dengan rumput di lapangan. Hanya saja tempat duduk penonton masih menggunakan format tradisional, padahal untuk stadion modern seorang penonton disediakan satu tempat duduk. Loket untuk menjual tiket masih menyatu dengan stadion dan bukan di luar kompleks stadion seperti selayaknya stadion yang baik. Selain itu, kamar ganti pemain belum dilengkapi meja pijat dan loker. Demikian juga tempat pemain cadangan dinilai masih kurang sesuai. Kekurangan lainnya adalah lokasi stadion yang cukup jauh dari hotel. Dua lapangan pendukung dinilai masih kurang memenuhi syarat karena bentuknya tidak tertutup.[1]
Kontroversi
Pembangunan stadion ini menelan biaya sebesar 67,5 miliar rupiah yang bersumber dari APBD Pemerintah Kabupaten Bandung. Dengan biaya sebesar itu muncul tuduhan terjadinya penggelembungan nilai proyek yang seharusnya hanya Rp 30-40 miliar.[2] Selain dugaan mark up dalam pembangunannya, dugaan korupsi juga terjadi pada proses pembebasan tanah untuk lokasi stadion tersebut. Harga tanah yang diajukan oleh pelaksana proyek diduga jauh lebih besar dari pembeliannya dari masyarakat.[3] Kasus ini ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
Penggunaan
Stadion Si Jalak Harupat digunakan sebagai markas Persib dan Persikab. Pelita Jaya juga pernah menggunakan stadion ini setelah berpindah dari Stadion Purnawarman di Purwakarta. Namun, saat ini Pelita menggunakan Stadion Singaperbangsa di Karawang sebagai markasnya. Persib juga memakai stadion ini pada Liga Super Indonesia 2009-10, namun untuk beberapa pertandingan terakhir kembali menggunakan Stadion Siliwangi, karena stadion ini direnovasi untuk ajang Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Jawa Barat.
Stadion ini pernah menjadi tempat penyelenggaraan Piala Suzuki AFF 2008, pada pertandingan penyisihan grup hari terakhir, yang harus digelar bersamaan, yang saat itu digelar pula di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta.
itulah sejarah si jalak harupat yang merupakan meess latihan marching band bhineka bhakti taruna kab bandung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar